Indonesiaterhubung.id – Pengalaman Careleaver Jetta dan Jamie adalah cerminan dari banyaknya tantangan yang dihadapi oleh young adult yang tumbuh di panti asuhan.
Di tengah masyarakat yang seringkali mengabaikan kondisi anak-anak yang tumbuh di panti asuhan dan keluarga angkat. Muncul cerita-cerita inspiratif dari individu yang harus menghadapi kenyataan pahit saat mencapai usia dewasa. Jetta dan Jamie adalah dua contoh dari sekian banyak young adult yang tumbuh dalam sistem perawatan alternatif dan kini harus menjelajahi dunia baru tanpa bantuan yang sebelumnya mereka terima. Artikel ini akan mengupas kisah mereka dan harapan yang mereka miliki untuk masa depan.
BACA JUGA : Jokowi dan Ijazah: Menjawab Tantangan dengan Kesederhanaan
Pengalaman Jetta dan Jamie sebagai Careleaver
Jetta, yang berusia 21 tahun, menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di panti asuhan. Dalam wawancara, dia mengungkapkan, “Menjadi careleaver itu sulit karena begitu saya berusia 18 tahun, semua dukungan berakhir. Saya merasa tersisih.” Pengalaman serupa juga dihadapi Jamie, yang merasakan dampak dari perpisahan dengan sistem yang membesarkannya. Bagi mereka, beranjak dewasa bukan hanya soal merayakan ulang tahun, tetapi juga tentang kehilangan dukungan vital yang membantu mereka tumbuh dan berkembang.
Kesulitan Transisi Menuju Kemandirian
Saat anak-anak dalam perawatan mencapai usia dewasa, mereka harus meninggalkan sistem dukungan yang telah mereka kenal. Jamie, 19 tahun, menjelaskan, “Saya harus belajar semuanya sendiri – mulai dari mengatur keuangan hingga mencari tempat tinggal. Ini sangat menakutkan.” Banyak dari mereka yang tidak siap untuk menghadapi tantangan tersebut, yang menurut penelitian, dapat menyebabkan masalah lanjutan dalam hal kesehatan mental dan kestabilan sosial.
Harapan untuk Sistem yang Lebih Baik
Berkaca dari pengalaman pribadi, baik Jetta maupun Jamie menginginkan perubahan dalam cara pemerintah dan masyarakat mendukung anak-anak yang tumbuh di panti asuhan. Mereka percaya bahwa dukungan perlu diperpanjang setelah mereka beranjak dewasa. “Anak-anak tidak hanya butuh perhatian saat kecil, tetapi juga dukungan berkelanjutan ketika mereka melangkah ke dunia nyata,” kata Jetta. Menurut keduanya, sistem dukungan pasca-perawatan harus diimplementasikan untuk memfasilitasi transisi yang lebih sederhana ke kehidupan mandiri.
Pentingnya Dukungan Komunitas
Dukungan dari masyarakat sekitar juga menjadi sangat penting. Jamie menekankan, “Ketika kita meninggalkan panti asuhan, kita mungkin kehilangan koneksi dengan orang-orang yang mengerti perjalanan kita. Penting bagi kita untuk membangun jaringan dukungan.” Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan komunitas dapat membantu mengurangi rasa keterasingan dan memberikan bimbingan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Menciptakan Kesempatan untuk Careleaver
Sebagai langkah awal, Jetta dan Jamie berinisiatif untuk memulai program yang berfokus pada pelatihan keterampilan hidup bagi mereka yang berstatus careleaver. Mereka ingin mengedukasi para remaja tentang cara menghadapi dunia luar, mulai dari keterampilan finansial, kelangsungan karier, hingga pembangunan kepercayaan diri. Dengan menciptakan peluang bagi diri mereka dan orang lain dalam situasi serupa, mereka berharap dapat mengubah stigma negatif yang seringkali mengelilingi careleaver.
Kesimpulan: Membangun Masa Depan yang Lebih Cerah
Pengalaman Jetta dan Jamie adalah cerminan dari banyaknya tantangan yang dihadapi oleh young adult yang tumbuh di panti asuhan. Ketersediaan dukungan yang berkelanjutan dan keterlibatan komunitas adalah bagian integral dari perjalanan mereka menuju kemandirian. Dalam mendengarkan suara mereka, kita diingatkan akan tanggung jawab kolektif kita untuk menciptakan sistem yang lebih baik. Dengan membangun pemahaman dan empati, kita semua memainkan peran dalam membentuk masa depan yang lebih cerah bagi mereka yang pernah menjadi careleaver.
